SEJARAH

Herbarium Celebense didirikan pada tahun 2000 yang nama sebelumnya ialah Herbarium Universitas Tadulako. Berdirinya Herbarium dimulai dengan pengoleksian jenis-jenis tumbuhan kawasan pantai di Donggala oleh Prof. Dr. Ramadhanil Pitopang setelah pulang mengikuti kursus tentang “Manajemen Herbarium dan Taksonomi Tumbuhan” di Herbarium Bogoriense (BO) bogor selama 6 bulan.

Tahun 2001, Herbarium ini dikembangkan melalui dukungan proyek STORMA (Stability of Rain Forest Margin) sebuah proyek penelitian kerjasama antara 4 universitas, yaitu Universitas Göttingen dan Kassel University (dari jerman), serta Universitas Tadulako dan Institut Pertanian Bogor dari Indonesia.

Pada tahun 2002 Herbarium Celebense telah terdaftar secara resmi dalam International Index Herbarium (New York) dengan akronim CEB. pada saat ini CEB telah aktif melakukan koleksi botani dan menyimpan lebih dari 12.000 spesimen tumbuhan Sulawesi yang didatabasekan dalam BRAHM SYSTEM. Kebanyakan specimen herbarium tersebut terdiri atas tumbuhan tingkat tinggi (spermatophyta) yang tergolong ke dalam dikotiledon seperti pohon dan Monokotiledon (Rotan, Anggrek, dan Rumput) serta beberapa merupakan tumbuhan tingkat rendah yang terdiri dari paku-pakuan dan lumut, artifak etnobotani dan koleksi karpologi.